MrJazsohanisharma

Perang Bisnis di Industri Jasa Pesan-Antar Makanan, di Indonesia dan Dunia (Bagian 1)


Naviri Magazine - Jasa pesan-antar makanan kini telah menjadi industri bernilai miliaran dolar. Kenyataan ini sebenarnya dilatari hal yang sederhana. Yaitu makin meningkatnya penggunaan ponsel pintar dan internet, dan makin banyaknya orang yang kehabisan waktu. 

Kombinasi itu menjadikan industri jasa pesan-antar makanan tumbuh dan berkembang. Orang tinggal menggunakan ponsel mereka untuk memesan makanan, dan penyedia jasa akan mengantarkan makanan yang dipesan.

Nyaris di semua kota besar telah ada industri ini, termasuk di Indonesia. Di Indonesia ada GoFood, yang merupakan bagian dari Gojek. Dengan GoFood, orang bisa memesan makanan yang diinginkan, dan petugas GoFood akan memesankan untuk kemudian mengantarkannya ke alamat pemesan. 

GoFood sekarang bisa dikatakan sebagai pemain utama dalam industri kurir makanan di Indonesia, terutama di kota-kota besar semacam Jakarta atau Bandung. Bahkan secara jemawa, GoJek bisa membuat Foodpanda hengkang dari Indonesia. 

Padahal Foodpanda bukan perusahaan ecek-ecek, pun sudah lebih dulu ada ketimbang GoFood. Didukung oleh puluhan ribu pengemudi, ada ribuan restoran dan rumah makan yang berpartner dengan GoFood.

Tapi penguasa akan selalu mendapatkan penantang. Grab, perusahaan rintisan asal Malaysia, melihat betapa besar pangsa pasar pengantaran makanan ini. Mereka pun membuat GrabFood. 

Yang tampaknya akan menjadi penantang serius bagi GoFood adalah UberEats. Bisa ditengok dari namanya, UberEats akan bergerak di bidang pengantaran makanan, ranah yang sama dengan Go Food atau GrabFood. 

Mereka pertama kali beroperasi di Paris, Perancis, pada Juni tahun lalu. Saat ini sudah ada layanan UberEats di 18 kota, dan mereka akan berencana membuka layanan di belasan kota baru dalam 22 negara, termasuk di Jakarta.

Palagan Besar: Amerika, Eropa, dan Asia

Di Eropa, UberEats tidak bisa melenggang santai. Bisnis pengantaran makanan sangatlah ketat. Bulan lalu, Deliveroo, perusahaan kurir makanan yang amat populer, baru saja mendapatkan investasi tambahan sebesar 275 juta dolar. 

"Dana itu akan kami gunakan untuk memperluas layanan untuk pasar baru maupun yang sudah ada, sekaligus untuk layanan di masa depan seperti Roobox," tulis Deliveroo di situs resminya. Roobox adalah konsep dapur yang bisa berpindah-pindah.

Deliveroo bisa dibilang satu dari banyak raksasa layanan antar makanan. Mereka sudah beroperasi di 84 kota di 12 negara. Termasuk Australia, Perancis, Uni Emirat Arab, dan Inggris. 

Saat ini, perusahaan yang bermarkas di London ini sudah punya valuasi sekitar 1 miliar dolar. Setidaknya ada 4 investor besar yang menaruh uangnya di Deliveroo, mulai dari Greenoaks Capital, DST Global, General Catalyst, dan yang terbaru adalah Bridgepoint.

Pasar antar makanan memang amat menggiurkan secara angka. Menurut kajian dari Morgan Stanley, perusahaan layanan finansial, industri pengantaran makanan saat ini bernilai sekitar 30 miliar dolar. Ke depan, nilainya diperkirakan akan mencapai 210 miliar dolar. Kehadiran internet dan ponsel pintar juga berpengaruh terhadap pesatnya perkembangan layan antar.

Salah satu makanan yang paling dipengaruhi oleh sistem pengantaran makanan berbasis internet ini adalah pizza. Morgan Stanley menuliskan bahwa tiga restoran pizza terbesar di Amerika—Pizza Hut, Domino's, dan Papa John's—mendapatkan pemasukan terbesar dari pemesanan online. Lompatannya, kata mereka, dari 0 persen menjadi 50 persen.

"Setelah melihat perkembangan besar di pasar pengantaran makanan, fokus baru kami adalah membuat inovasi baru untuk pengantaran makanan," kata pendiri dan CEO Deliveroo, Will Shu.

Eropa adalah pasar yang besar untuk industri ini. Selain Deliveroo, banyak sekali investor yang menaruh uang besar-besaran untuk perusahaan pengantaran makanan. Take Eat Easy, perusahaan yang bermarkas di Brussels, mendapatkan pendanaan dari Rocket Internet, perusahaan asal Jerman yang sudah mengeluarkan investasi sekitar 779 juta dolar untuk perusahaan kurir makanan di seluruh Eropa dan Asia.

Ada lagi perusahaan Inggris, Just Eat, yang sekarang punya valuasi mendekati 3 miliar dolar. Perusahaan Jerman, Delivery Hero, baru-baru ini mendapatkan investasi total sekitar 1,8 miliar dari para investor. Dua perusahaan ini akan bersaing di pasar kelas menengah dengan harga yang lebih terjangkau.

Sedangkan di Asia, meski tampak belum merata, layanan ini sudah menjelma jadi raksasa. Salah satu yang terbesar adalah Ele.me. Perusahaan yang berbasis di Tiongkok yang baru-baru ini mendapatkan gerojokan investasi 1,25 miliar dolar dari dua perusahaan raksasa, Alibaba dan Ant Financial. Alibaba memasok sekitar 900 juta dolar, sisanya ditanggung oleh Ant Financial.

Baca lanjutannya: Perang Bisnis di Industri Jasa Pesan-Antar Makanan, di Indonesia dan Dunia (Bagian 2)

Tim Editor

Aku tinggalkan sesuatu untuk kalian. Bila kalian berpegang teguh dengannya maka kalian tidak akan tersesat selamanya, yaitu Kitabullah dan Sunnahku.” (HR. Imam Malik, Al-Hakim dan dihasankan oleh Al-Albani dalam Al-Misykah no: 186)

Post a Comment

Previous Post Next Post
Turn off AdBlock

To keep the Tipsdays.com blog running, turn off AdBlock or whitelist this blog.
thank you.